BANTEN, KepoinAja79.Com - Berdasarkan data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA) basis data waktu kejadian periode tahun 2024, Provinsi Banten masuk menduduki peringkat keenam dari jumlah kasus terhadap anak di Indonesia. Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat tertinggi, sebanyak 70 persen jumlah kasus, Jawa Timur 52 persen jumlah kasus, Nusa Tenggara Barat 42 persen jumlah kasus, Riau 44 persen jumlah kasus, Kalimantan Timur 43 persen jumlah kasus dan Banten 36 persen jumlah kasus.
Tercatat sebanyak 626 kasus kekerasan anak di Provinsi Banten, terdiri dari 196 korban laki-laki dan 516 korban Perempuan. Dari angka tersebut kekerasan seksual adalah yang paling sering terjadi mencapai 363 kasus, lalu kekerasan psikis sebanyak 154 kasus, ketiga kekerasan fisik, 147 kasus dan sisanya disebabkan oleh kasus lainnya.
Kemudian jika ditinjau berdasarkan tempat kejadian, jumlah kekerasan anak paling sering terjadi di rumah tangga, mencapai 313 kasus dan jumlah korban kekerasannya pun paling banyak terjadi di rumah tangga, mencapai 348 anak. Sedangkan anak dengan rentang usia 13-17 tahun paling banyak ditemui mengalami kekerasan anak, tercatat 375 kasus.
Kebanyakan kasus kekerasan anak, tercatat sebanyak 144 kasus pelakunya adalah pacar atau teman, 127 kasus dilakukan oleh orang tua. Pelaku kekerasan anak paling banyak dilakukan oleh laki-laki yakni, 372 kasus, sedangkan perempuan 91 kasus saja.
Melihat tingginya kasus kekerasan anak di Provinsi Banten dengan jumlah korbannya adalah rata-rata memasuki usia remaja dan kekerasan seksual menjadi kasus tertinggi, maka perlu dilakukan edukasi mengenai pencegahan kekerasan adalah pelatihan kecakapan hidup. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan kecakapan hidup remaja berkaitan dengan upaya melindungi dari kekerasan.
Oleh karenanya, BKKBN Banten bersama Forum Genre Indonesia Banten mengadakan Pelatihan Upgrade Workshop Tentang Kita (Life Skill & Kekerasan Seksual) bagi pengelola Pusat Informasi Konselling Remaja (PIK-R) Tingkat Kabupaten / Kota Tahun 2024.
“Remaja adalah garda terdepan dalam membangun negeri, khususnya Provinsi Banten melalui penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja. PIK-R sangat berperan dalam menurunkan angka kelahiran pada remaja,” kata Yuda Ganda Putra, Sekretaris BKKBN Banten pada saat membuka acara, Selasa 20 Februari 2024 di Aula Kidang Kecana BKKBN Banten.
“Kita punya target menurunkan ASFR 15-19 tahun menjadi 10 per 1000 kelahiran, sementara Provinsi Banten baru mencapai 14,30 per 1000 kelahiran. Saya berharap para pengelola PIK-R ini dapat mengaungkan Pendewasaan Pernikahan (PUP) sehingga mampu menekan angka kelahiran remaja usia 15-19 tahun,” ungkapnya.
Kegiatan ini, kata Yuda merupakan salah peningkatan kapasitas fasilitator sebaya untuk memperkaya materi GenRe terkait pentingnya kesiapan seorang remaja melalui penguasaan keterampilan hidup dan terhindar dari Kekerasan Seksual.
“Life Skill ini dapat membantu remaja untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan kompetensi pada saat menghadapi kenyataan hidup. Life skill umumnya diterapkan dalam konteks kesehatan dan sosial seperti pencegahan penggunaan narkoba, kekerasan seksual, kehamilan remaja, pencegahan HIV/AIDS, dan pencegahan bunuh diri,” ujar Yuda.
Lebih lanjut, Yuda mengatakan peningkatan penguasaan Life Skill pada remaja merupakan upaya memberdayakan remaja agar dapat mengambil tindakan positif untuk melindungi dirinya dan meningkatkan kesehatan dan hubungan sosial yang positif dan memiliki ketahanan diri yang baik.
“Ketahanan diri dimaksud adalah kemampuan remaja untuk mengendalikan diri, menghindari diri, dan menolak segala perilaku negatif yang dapat merugikan dirinya dan orang lain yang mengakibatkan tidak mampu melewati 5 Transisi Kehidupan Remaja dengan baik,” tutupnya.
Kegiatan ini diikuti sebanyak 334 pengelola PIK-R dari 8 Kabupaten/Kota dan dilaksanakan selama dua hari, 20 -21 Februari 2024 terbagi sesuai regional.
Regional I dan 2 dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Februari 2024 terdiri dari Kota Serang, 33 orang dan kota Cilegon, 26 peserta dilaksanakan di Aula Kidang Kencana BKKBN Banten, kemudian regional Tangerang Raya: kab Tangerang, 35 peserta, kota Tangerang, 34 peserta dan kota Tangerang Selatan 34 orang.
Selanjutnya, Regional 3 dan 4 dilaksanakan pada hari Rabu, 21 Februari 2024, terdiri dari Kab Serang, 81 peserta dan Regional 4, terdiri dari Kabupaten Pandeglang, 76 orang dan Kab Lebak 15 orang.
Kegiatan tersebut turut melibatkan Mitra kerja dari Laskar Merah Putih Daerah Banten dan ketua harian mewakili sebagai keynote spech lewat TRIAD KRR atau Kesehatan Reproduksi Remaja dimana didalamnya ada resiko tentang bahaya napza dengan tema sosialisasi Penyalahgunaan Narkotika Bagi Generasi Muda.
Adung lee sapaan akrab ketua harian markas daerah LMP Provinsi Banten mengucapkan terima kasih kepada pihak BKKBN perwakilan Provinsi Banten yang senantiasa LMP Provinsi Banten hadir dalam acara yang sangat positif, sekaligus mengajak kepada PIK R untuk menjadi penyuluh anti narkoba dalam rangka mewujudkan Banten zero - zero narkoba.
(Chathiyana Fafilaya)
Thanks for reading Masuk Peringkat Ke-6 Dengan Tingkat Kekerasan Anak Tertinggi, BKKBN Banten Gelar Pelatihan Life Skill & Kekerasan Seksual | Tags: Banten Daerah headline
« Prev Post
Next Post »
0 komentar on Masuk Peringkat Ke-6 Dengan Tingkat Kekerasan Anak Tertinggi, BKKBN Banten Gelar Pelatihan Life Skill & Kekerasan Seksual
Posting Komentar